Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Candi Muara Takus Di Riau:Mengenal Lebih Dekat Sejarah Candi Yang Hampir Hilang

×

Candi Muara Takus Di Riau:Mengenal Lebih Dekat Sejarah Candi Yang Hampir Hilang

Sebarkan artikel ini
Candi Muara Takus Di Riau:Mengenal Lebih Dekat Sejarah Candi Yang Hampir Hilang
Candi Muara Takus Di Riau:Mengenal Lebih Dekat Sejarah Candi Yang Hampir Hilang

Candi Muara Takus Di Riau merupakan salah satu situs bersejarah yang terletak di Riau, tepatnya di Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar. Candi ini diperkirakan telah dibangun pada abad ke-IX dan ke-X oleh Kerajaan Sriwijaya. Saat ini, candi ini menjadi salah satu objek wisata sejarah yang cukup populer di Riau.

Candi Muara Takus Di Riau:Mengenal Lebih Dekat Sejarah Candi Yang Hampir Hilang
Candi Muara Takus Di Riau:Mengenal Lebih Dekat Sejarah Candi Yang Hampir Hilang

Sejarah Candi Muara Takus Di Riau

Candi muara takus  di riau didirikan pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya di abad ke-IX dan ke-X. Candi ini digunakan sebagai tempat ibadah agama Hindu dan Buddha. Pada masa itu, Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara dan menjadi pusat perdagangan internasional. Sebagai pusat perdagangan, Sriwijaya juga menjadi pusat penyebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia.

Candi muara takus  di riau memiliki arsitektur yang unik dan berbeda dengan candi-candi lain di Indonesia. Candi ini terdiri dari 3 tingkat dan dibangun dari batu pasir merah yang dipasang dengan teknik kuno. Dalam bahasa Sanskerta, “muara” berarti “tempat air yang mengalir” dan “takus” berarti “deras”. Hal ini mengindikasikan bahwa candi ini terletak di sekitar sungai yang deras.

Pada awalnya, candi ini diperkirakan memiliki tujuh buah stupa yang berisi arca-arca Buddha. Namun, seiring berjalannya waktu, candi ini mengalami kerusakan dan saat ini hanya tersisa satu stupa yang masih utuh. Meski demikian, candi ini tetap menjadi bukti sejarah kebesaran Kerajaan Sriwijaya pada masa lampau.

Keunikan Arsitektur Candi Muara Takus

Arsitektur candi Muara Takus sangat unik dan berbeda dengan candi-candi lain di Indonesia. Hal ini disebabkan karena candi ini dibangun dengan menggunakan teknik kuno yang cukup rumit. Candi ini terdiri dari tiga tingkat dan dibangun dari batu pasir merah. Tingkat pertama merupakan pondasi yang sangat kuat dan tingkat kedua terdiri dari empat tiang besar yang menyokong atap tingkat ketiga.

Di dalam candi, terdapat ruangan kecil yang diisi dengan arca-arca Buddha. Pada masa kejayaannya, candi ini diperkirakan memiliki tujuh buah stupa yang masing-masing berisi arca-arca Buddha. Namun, saat ini hanya tersisa satu stupa yang masih utuh.

Keunikan lain dari candi ini adalah terdapatnya kolam di sekitar candi yang digunakan sebagai tempat beribadah. Kolam ini memiliki dinding yang diukir dengan ukiran-ukiran yang sangat indah. Selain itu, di sekitar candi juga terdapat beberapa batu nisan yang berukuran besar.

Penemuan Kembali Candi Muara Takus

Candi Muara Takus sempat hilang dari perhatian masyarakat selama beberapa abad. Namun, pada tahun 1825, candi ini ditemukan kembali oleh seorang arkeolog Belanda bernama WF Stutterheim. Sejak saat itu, candi ini menjadi objek penelitian dan penggalian oleh para arkeolog.

Pada tahun 1937, candi ini mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Hindia Belanda dan diambil alih oleh Balai Purbakala. Kemudian pada tahun 1954, candi ini resmi dijadikan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Indonesia.

Saat ini, candi Muara Takus menjadi salah satu objek wisata sejarah yang cukup populer di Riau. Setiap harinya, candi ini dikunjungi oleh banyak wisatawan yang ingin melihat keunikan arsitektur dan sejarahnya.

Pentingnya Candi Muara Takus

Candi Muara Takus memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Riau dan Indonesia pada umumnya. Sebagai bangunan yang dibangun pada abad ke-IX dan ke-X, candi ini menjadi bukti sejarah kebesaran Kerajaan Sriwijaya pada masa lampau.

Selain itu, candi ini juga menjadi bukti perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia pada masa itu. Sebagai pusat perdagangan internasional, Sriwijaya juga menjadi pusat penyebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia.

Selain nilai sejarahnya, candi Muara Takus juga memiliki nilai estetika yang tinggi. Arsitektur candi ini sangat indah dan unik, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Riau.

Upaya Pelestarian Candi Muara Takus

Pemerintah Indonesia dan masyarakat Riau telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan candi Muara Takus. Salah satunya adalah dengan menjadikan candi ini sebagai cagar budaya pada tahun 1954.

Selain itu, pemerintah juga telah membangun sarana dan prasarana di sekitar candi untuk memudahkan para wisatawan yang berkunjung. Saat ini, candi Muara Takus telah dilengkapi dengan fasilitas seperti toilet, warung makan, dan area parkir.

Selain upaya dari pemerintah, masyarakat Riau juga berperan aktif dalam pelestarian candi Muara Takus. Masyarakat setempat membentuk kelompok sadar wisata yang bertugas menjaga kebersihan dan keamanan sekitar candi.

Selain itu, pihak kelompok sadar wisata juga memberikan informasi kepada para wisatawan mengenai sejarah dan keunikan arsitektur candi Muara Takus.

Kesimpulan

Candi muara  takus di riau merupakan salah satu situs bersejarah yang terletak di Riau. Candi ini dibangun pada abad ke-IX dan ke-X oleh Kerajaan Sriwijaya dan digunakan sebagai tempat ibadah agama Hindu dan Buddha.Keunikan arsitektur candi Muara Takus sangat unik dan berbeda dengan candi-candi lain di Indonesia.

Candi ini terbuat dari batu andesit dan memiliki bentuk yang mirip dengan pagoda di Tiongkok.Penemuan kembali candi Muara Takus pada tahun 1825 oleh seorang arkeolog Belanda, WF Stutterheim, telah memunculkan minat besar terhadap situs bersejarah ini. Setelah itu, candi ini menjadi objek penelitian dan penggalian oleh para arkeolog.