Silvame.com, Jakarta- Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana untuk segera mengeluarkan fatwa terkait kontroversi penistaan agama yang melibatkan Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Fatwa tersebut dijadwalkan akan dirilis dalam waktu satu hingga dua hari ke depan.
Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah, Muhammad Cholil Nafis, mengungkapkan bahwa fatwa tersebut akan didasarkan pada beberapa kasus yang terjadi. Salah satunya adalah pernyataan dari Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, yang menyatakan bahwa Allah SWT tidak berbahasa Arab dan tidak memahami bahasa Indramayu.
“Kami tidak mempermasalahkan masalah shalat berjarak karena itu mungkin merupakan perbedaan pendapat. Namun, penafsiran Panji mengenai ayat 11 dari surat Al-Mujadalah adalah hal yang menjadi permasalahan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Cholil menyampaikan bahwa MUI sebelumnya telah mencoba untuk mengajak Panji untuk bertemu dan berdiskusi. Namun, upaya tersebut tidak mendapatkan respons.
“Kami telah mengundang Panji untuk bertemu, tetapi dia menolak. Kami juga telah mengirim surat permintaan klarifikasi, tetapi tidak mendapatkan tanggapan,” tambahnya.
Cholil menekankan bahwa isu ini juga berkaitan dengan pendidikan para santri di Pondok Pesantren Al-Zaytun, sehingga perlu ada tindakan yang dapat melindungi mereka.
