Scroll untuk baca artikel
Berita

Demonstrasi Massa Mengecam dan Mendesak Pembubaran Ponpes Al-Zaytun

×

Demonstrasi Massa Mengecam dan Mendesak Pembubaran Ponpes Al-Zaytun

Sebarkan artikel ini
Demonstrasi Massa Mengecam dan Mendesak Pembubaran Ponpes Al-Zaytun
Demonstrasi Massa Mengecam dan Mendesak Pembubaran Ponpes Al-Zaytun

Silvame.com, Jakarta- Muncul gelombang kekhawatiran di kalangan warga terkait pondok pesantren Al-Zaytun. Massa kembali menggelar demonstrasi di ponpes tersebut yang terletak di Indramayu. Pada Kamis (22/6), Forum Solidaritas Dharma Ayu menghadirkan massa yang menyuarakan beberapa tuntutan. Salah satu tuntutan yang mereka ajukan adalah pembubaran ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang.

Tak dapat dihindari, terjadilah dorongan-dorongan saat massa berusaha mendekati gerbang Utara Al-Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Insiden ini dipicu oleh pernyataan kontroversial pihak Al Zaytun yang dianggap telah mencemarkan agama dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam keributan tersebut, seorang peserta demonstrasi diamankan oleh polisi. Namun, massa tetap bersikeras bergerak menuju pintu gerbang Al-Zaytun untuk menyampaikan aspirasi mereka.

“Semua orang jelas sadar bahwa Al Zaytun telah melakukan penodaan terhadap agama Islam. Artinya, hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam,” ujar Hata, salah satu peserta demonstrasi.

Dalam aksi berikutnya, massa menuntut agar pondok pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang segera dibubarkan. Mereka juga menginginkan penyelidikan terhadap aset yang dimiliki oleh lembaga pendidikan tersebut.

“Yang kami tuntut hanya satu, pembubaran, dan penyelidikan menyeluruh terhadap aset Al-Zaytun,” tambah Hata.

Selain adanya keributan fisik, beberapa massa juga mencoba menyeberangi area persawahan menuju Ponpes Al-Zaytun. Untuk mencegah terjadinya bentrokan antarmassa, polisi mendeploy 1.200 personel ke lokasi.

Polisi mulai meningkatkan pengamanan di sekitar gerbang ponpes yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Mereka membentangkan kawat berduri dan menggunakan mobil water cannon sebagai langkah pengamanan terhadap demonstrasi yang sedang berlangsung.

Ribuan massa dari internal Ponpes Al-Zaytun sudah berkumpul di depan gerbang Al-Zaytun. Bahkan, Panji Gumilang terlihat memantau pengamanan dari massa internal di balik kawat berduri. Pihak Al-Zaytun juga membawa beberapa ekor anjing penjaga. Setelah mendengar bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan melakukan investigasi, massa akhirnya membubarkan diri. Pihak kepolisian menyampaikan pesan ini kepada para peserta demonstrasi.

“Saya sudah menyampaikan bahwa hari ini dan besok akan dilakukan investigasi oleh MUI pusat,” kata Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar.

Fahri menjelaskan bahwa sekitar pukul 15.15 WIB, kegiatan penyampaian pendapat di muka umum oleh Forum Solidaritas Dharma Ayu telah selesai. Setelah adanya komunikasi antara polisi dan koordinator aksi, ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan LSM dapat membubarkan diri dengan aman dan kondusif.

“Mereka sepakat bahwa kita akan menunggu hasil investigasi MUI pusat. Saya meminta para koordinator aksi untuk menyampaikan kepada peserta demonstrasi agar segera kembali dengan aman dan kondusif. Alhamdulillah, pada pukul 15.15 WIB, kegiatan tersebut dinyatakan selesai,” ungkapnya.

Fahri berharap masyarakat dapat mempercayai langkah-langkah yang diambil oleh lembaga yang ditugaskan oleh pemerintah dalam menyelesaikan polemik di Al-Zaytun.

“Saya berharap tidak ada lagi demonstrasi. Mari kita percayakan kepada lembaga-lembaga yang bekerja atas penugasan pemerintah dan memiliki kompetensi. Namun, jika ada kegiatan penyampaian pendapat di muka umum, saya harap semuanya dilaksanakan dengan sesuai peraturan dan kondusif,” tambahnya.